Bursa Daftar Harga HpTerbaru

"SmartHome" Rumah Masa Depan

"SmartHome" Rumah Masa Depan

sumber: www.alizila.com/sites/default/files/smarthomeNews.jpg



Smarthome atau tempat tinggal pandai , ialah yang dilengkapi menggunakan perangkat pintar yg saling terhubung menggunakan menggunakan koneksi internet. Ini Bukan sihir, akan tetapi adalah kemajuan teknologi yang membentuk segala sesuatu yang dianggap mustahil mampu terjadi.




Teknologinya adalah dengan memanfaatkan koneksi nirkabel yang dapat menghubungkan antar perangkat yg satu ke perangkat lain (Machine to machine) untuk lalu dikendalikan lewat perangkat mobile. Dimana perangkat mobile tadi dilengkapi dengan software khusus sebagai akibatnya fungsinya mampu diubah menjadi remote control.




Hal tersebut, tentu berkaitan dengan Internet of things (loT), karena bisa menghasilkan perangkat rumah, seperti mempunyai pikiran sendiri. Sehingga setiap perangkat bisa memberikan tanda atau warning kepada perangkat yg lain tentang kondisinya.







Sistem otowafat,meninggalsasi tempat tinggal terdiri atas 2 jenis. Yakni yg dikendalikan lewat sebuah perangkat lunak diperangkat mobile atau melalui portal web menjadi pengendali antarmuka (user interface). Konsep yg ditawarkan pun beragam, seperti smart metering, monitoring(CCTV), keamanan, sensor motilitas (Motion sensor(motion sensor) pendeteksi asap (smoke detectore), mhealth dan lainnya.




Pasar Smarthome dunia Capai US$100 miliar pada 2018







Mungkin masih asing pada Indonesia, namun smarthome bukan hal yg baru pada level dunia. Dari Strategy Analytics, pasar smarthome global nilainya.




Sementara ditahun 2015, rumah yg berjumlah 120 juta unit akan berubah sebagai samrthome dengan perkiraan aturan belanja sebesar US$65 miliar. Diprediksi pasar smarthome dunia di 2018 akan mencapai US$100 miliar.




Sementara di 2019 diperkirakan nilai pasarnya akan sebagai US$115 miliar. Dimana pasar smarthome mencsayap perangkat smarthome, instalasi sampai penyedia layanannya.




Perusahaan Berawal Dari bermain buat pasar smarthome 







Melihat potensi yang sedemikian akbar, maka tidak aneh Jika lalu poly perusahaan yang mulai bermain buat pasar smarthome mulai dari manufaktur perangkat sampai layanan buat smarthome. Menurut lembaga konsultasi manajemen internasional Arthur D.Little, membagi 6 jenis perusahaan yg mulai berbisnis dipasar smarthome global.




Perusahaan yang sudah menyediakan layanan otomasi untuk pendistribusian energi, seperti Schneider Electric, Siemens, Honeywell, Johnson Controls, ABB dan lainnya. Selain itu, jua semakin poly perusahaan yang menyediakan layanan smarthome buat kontrol perangkat rumah, icontrol, crestron, Olutron, Philips, Dynalite, serta Teletask.




Lalu buat layanan keamanan, monitoring, serta pencahayaan mirip Bosch, Daikin,Vaillant, Osram serta Carrier. Sedangkan buat penyedia perangkat untuk smarthome, LG, Samsung, Philips, Electrolux serta GE Appliance.




Ad interim untuk penyedia layanan menjadi IT Services atau layanan server buat smarthome, IBM, Cisco, Google, Intel,Zensys, Sagemcom serta smartlabs. 




Rumah di Amerika Utara serta Eropa telah pandai 







sesuai data dari Market Research pasar smarthome dunia 2011-2018, pertumbuhan smarthome terbesar dimiliki oleh Amerika Utara serta diikuti Eropa. Ke 2 daerah tersebut boleh dikatakan wilayah yg sudah amat terbaru karena tempat tinggal -rumah mereka telah dilengkapi menggunakan perangkat pandai .




Senada menggunakan hal tadi. Berg Insight juga mengungkapkan, pada tahun 2013 di Amerika Utara jumlah tempat tinggal yang diotomtisasi mencapai 2,3 juta tempat tinggal pintar, menggunakan laju pertumbuhan adonan (CAGR) sebesar 66% dari tahun ke tahun.




Berg Insight memperkirakan pertumbuhan terkuat akan terjadi di 2017, jumlah smarthome pada AS akan mencapai nomor 12,8 juta. Dimana penetrasi sistem rumah pandai pada Amerika utara akan meningkat asal 2,tiga% berasal tahun 2013 menjadi 16,6% di 2017.




Smarthome berpotensi tumbuh di Indonesia







sementara di Indonesia berdasarkan Real Estate Indonesia (REI) mencatat ketika ini sekitar ada 45 juta rumah berdiri di Indonesia asal 240 jutaan penduduk. Dengan jumlah penduduk terus bertambah, maka seharusnya ada tambahan 1,4 juta unit rumah baru per tahun.







Ketua awam DPP Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso menyatakan, ada pertumbuhan penduduk sebanyak 1,3% per tahun. Jadi dampak pertumbuhan penduduk diperkirakan butuh kurang lebih 720 hunian baru ditambah menggunakan backlog (KPR serta KPA) 680 ribu unit, jadi totalnya 1,4 juta unit per tahun.




Menggunakan penambahan jumlah rumah di Indonesia, berakibat potensi pasar yg menjanjikan terutama kota besar , mirip, Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung dan lainnya. Dimana sasaran konsumen ditujukan di level komersil mulai dari perumahan glamor, apartemen, bangunan tinggi dan perkantoran.




Mengingat penghuni atau pengguna properti level ini artinya kalangan menengah ke atas yg mempunyai tingkat adaptasi teknologi yg tinggi, maka unit properti baru ini berpotensi buat memakai aplikasi smarthome.




Memang eksistensi smarthome merupakan hal yang baru pada Indonesia, dan tingkat penetrasinya masih sangat kecil. Hal ini dikarenakan otowafat,meninggalsasi tempat tinggal menggunakan teknologi yg baru, serta buat mengadopsinya dibutuhkan porto yang tidak sedikit.




Akan Tetapi, Direktur Indotorc, Pongky Suhendro menyatakan, buat instalasi smarthome pada Indonesia akan dikenakan porto berkisar 20 juta yg artinya masih terjangkau bagi kalangan menengah ke atas. Namun itu, baru merupakan porto pemasangan saja belum termasuk harga perangkat smarthome, karena harga perangkat tergantung merk atau vendor yg menjual perangkat.




Buat itu, berarti seharusnya kita mampu memproduksi sendiri perangkat tersebut, buat mengejar harga yang lebih terjangkau. Dikarenakan pertumbuhan smarthome pada dunia, didominasi oleh penjualan perangkatnya bukan berasal biaya instalasi serta layanan buat smarthome.




Dikutip dari: Digital Creative



Baca sumber "SmartHome" Rumah Masa Depan

Share :

Facebook Twitter Google+ Lintasme

Related Post:

Back To Top